AKU DAN HATIKU
Ditengah singsingan senja
kucoba menuai nada, nada yang seakan amat menyesakkan dada. Kurangkai bait
perbait hingga menjadi untaian lagu, tentunya lagu hatiku.
Kucoba terpesona pada burung
yang berkicau tapi ia tak kunjung dengar tangisku. Aku berteriak pada mentari,
tapi dia tak gubris aku, kumelangkah menuju laut, tapi laut tak pernah beri
inspirasi untukku, dan terakhir kalinya kuberlari pada waktu, sayang waktu tak
pernah beri aku ujung.
Pengap……….sumpek……..bosan……..
Begitulah hari-hariku. Kapan
aku melayang bersama burung yang hidup mengudara, dan kapan aku melaut bak ikan
yang menembus karang. Aku hanya sesosok insan yang hidup dalam pengap, laksana
seseorang yang berjalan bersama asap, ingin rasanya kumenggapai depan tapi
sayang semakin kumembuka mata, sedetik itu juga perih melanda.
Aku butuh ambisi dan merangkul hangatnya ikhtiar untuk mengecam
beberapa cita , agar aku bisa merangkak dan tersenyum diawal senja.
Rabby…………………
Tunjuki aku selalu. Aku tak
yakin akan tersenyum, tapi mungkinkah ini kelemahanku yang tak mau menghadap
langit karena kutahu dahan beringin halangi mata kecilku. Aku ingin berteriak,
mencoba meluapkan kesah gundahku.
Kebodohanku selama ini…..
Aku terlalu mudah untuk menangis…
Roamer Girl
Abidah
Tika Novadila Lubis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar